Menjalani ikatan perkawinan dan
mempertahankan komitmen janji setia sehidupsemati menerima apa adanya seorang
pasangan yang kita cintai itu tidaklah mudah, apalagi untuk mereka yang telah
berpuluh puluh tahun menjalani status ikatan perkawinan. Disini saya akan
menceritakan kisah hidup perjuangan mempertahankan hubungan dari sepasang suami
istri yang telah hidup bersama selama kurang lebih 23 tahun.
sebelum saya menceritakan kisah
perjalanan keluarga mereka disini saya akan menceritakan dulu awal mula mereka
berkenalan. Sebut sajaa ibu H. Ibu H ini menikah dengan bapak yang berinisial E
pada umur 19 tahun, iya ibu ini menikah muda dengan bapak E dengan jarak waktu
perbedaan umur mereka 10 tahun. Ketika itu bapak E berusia hampir 30 tahun.
Ketika menikah mereka termasuk
pasangan yang sederhana, hanya memiliki 1 mobil sedan dan rumah petak yang
berstatus hanya mengontrak. Dulu bapak E bekerja sebagai supir taksi, dan ibu H
berstatus sebagai ibu rumah tangga. Kehidupan mereka cenderung biasa saja
sampai akhirnya dua tahun mereka berumah tangga, mereka baru dikaruniai seorang
anak. Anak pertama mereka perempuan, dan karena mereka telah mempunyai anak,
bapak E berpikir mereka tidak mungkin terus menerus tinggal dirumah petak ini
dengan kondisi yang seadanya. Maka dari itu bapak E mulai giat bekerja demi
kehidupan yang mapan untuk anak dan istrinya sekarang. Telah lama sekali mereka
menabung dari hasil kerja eras bapak E dan akhirnya mereka mamp membeli
perumahan ditempat yang dulu termasuk kawasan elite.
Mereka sangat bersyukur akhirnya
mampu membeli rumah yang beratas namakan bapak tersebut, tidak lagi tinggal
dirumah yang berstatus mengontrak. Dan dua tahun kemudian setelah mereka
mendapatkan anak pertama, lahirlah anak kedua mereka yang berjarak 2 tahun dari
anak pertamanya itu yang juga berjenis kelamin perempuan. Hidup bapak E dan Ibu
H telah lengkap, telah dikaruniai 2 anak perempuan yang bisa membuat kondisi
rumah mereka tidak sesepi dulu.
Namun perjalanan keluarga mereka
tidaklah semulus yang dibayangkan. Banyak perbedaan pendapat dan pertengkaran
yang mereka hadapi, dikarenakan masalah ekonomi, selisih pendapat, dan masalah
lainnya yang ada didalam keluarga.
Diumur pernikahan mereka yang sekitar
5 atau 6 tahun itu, mereka hampir sempat memutuskana untuk bercerai, namun niat
itu mereka pikirkan berulang ulang karena mengingat anak-anak perempuan mereka
yang pastinya sangat berharap bisa terus bersama hingga anak-ana nya dewasa.
Akhirnya niat itu pun mereka urungkan.
Setelah 13 tahun lebih mereka berumah
tangga, ibu H pun berniat untuk membantu suaminya dalam keadaan ekonomi karena
mereka berpikir tidak akan bisa hidup hanya bermodalkan dari hasil kerja bapak
E tiap harinya. Ibu H pun mulai bekerja membuka usaha butik. Uang yang
digunakan itu dari hasil jual mobil bapak E dan uangnya dibagi dua untuk
membuka modal usaha ibu H dan membeli mobil untuk bapak E.
Kini usaha ibu H mengalami kemajuan yang pesat
hingga dapat merenovasi rumah mereka dan dapat membeli mobil baru. Kehidupan
keluarga ini semakin hari semakin meningkat, jarang ada perselisihan pendapat,
jarang adanya pertengkaran karena mereka sama-sama sibuk dibidangnya
masing-masng dan mengingat anak-anak perempuan mereka semakin hari semakin
dewasa dan membutuhkan modal yang cukup banyak untuk menghidupi kehidupan
sehari-hari.
Ditahun ke 16 pernikahan mereka ibu H
pun mulai membuka cabang butiknya di tempat yang lain. Kini ibu H lebih sibuk
ditimbang bapak E. Sering kali bapak E mendukung usaha yang dilakukan ibu H.
Mulai dari mengurus anak-anak yang sering ditinggali ibu H akrena beliau sedang
sibuk dengan usahanya. Ibu H mengatakan dulu bapak E sama sekali tidak mau
mengurus rumah ataupun membersihkan rumah, tetapi sekarang bapak E telah
mengerti kondisi sibuknya ibu H. Bapak E relah mau membantu mengurusi rumah
jika ia sedang tidak sibuk, mau bembantu mengurus anak-anak antar jemput mereka
sekolaah, sampai mau memasak untuk makan anak-anak dirumah.
Ibu H bercerita rahasia mereka dapat
bertahan hingga saat ini karena mereka berdua mau mendengarkan keluh kesah
antara mereka satu sama lain, komunikasi yang dilakukan mereka tetap terjaga
walaupun mereka sedang dalam keadaan sibuk, mau mengalah ketika perdebatan
antara mereka berdua berbeda, dan selalu berpikir bahwa bercerai itu tidak
selalu menyelesaikan masalah, mereka selalu mengingat masa depan dan efek yang
akan didapati oleh anak-anak perempuan mereka apabila mereka bercerai.
Menyatukan isi pendapat dan
menyatukan sifat karakter tiap orang tidaklah mudah, apalagi bagi pasangan yang
telah menikah hingga hampir 23 tahun ini. Tindakan sabar ibu H dalam menghadapi
watak bapak E yang cenderung keras kepala itu kadang membuat bapak E mau
mengalah.
Kini mereka telah mendapati kehidupan
yang bahagia. Anak-anak perempuan mereka kini telah dewasa, kehidupan ekonomi
mereka pun alhamdulillah dalam keadaan cukup. Dapat membiayai pendidikan
anak-anak mereka hingga perguruan tinggi, memiliki rumah yang nyaman, memiliki
transportasi masing-masing. Walaupun itu mesti harus memutar uang agar dapat mewujudkan
apa yang mereka inginkan.
Kehidupan rumah tangga yang dikatakan
sibuk itu tidaklah selalu berakhir dengan perceraian. Karena sekarang marak
sekali pasangan suami istri bercerai karena mereka dalam keadaaan yang
ekduanyqa sibuk di bidang masing-masing. Sibuk dengan aktifitasnya sendiri.
semua bermula dari komunikasi. Apabila komunikasi tetap terjaga dengan baik,
dan masih ada yang mau bersabar untuk mengalah serta mengerti kondisi pasangan
ketika stres dalam pekerjaan, dan salah satu ingin mengalah demi mempertahankan
hubungan insha allah hubungan suami istri tetap dapat terjaga.
Selalu ingat kurva U. Didalam ilmu
psikologi perkembangan, kehidupan rumah tangga itu dapat dibilang memiliki
kurva U. Diawal pernikahan mereka mendapat posisi puncak karena mereka telah
hidup bersama, mendapatkan anak, dan mengetahui atau mengenal satu sama laina.
Tetapi kehidupan rumah tangga ketika 10 tahun akan mengalami penurunan diposisi
bawah. Kehidupan yang monoton, keadaan ekonmi yang tidak stabil karena
perlengkapan yang dibutuhkansemakin banyak, dan masalah-masalah rumah tangga
lainnya. Namun ketika pasangan dapat mempertahankan kehidupan rumah tangga
mereka, maka mereka akan mendapatkan posisi U yangberada dipuncak lagi.
Anak-anak mereka yang telah beranjak dewasa dan akan berkeluarga, kondisi
ekonomi yang stabil, dan kebahagian ketika mereka menikmati masa tuanya.
Demikian cerita saya dalam menceritakan kisah hidup keluarga bapak E dan ibu H. Semoga dengan cerita ini dapat memotivasikan pasangan keluarga yang mempunyai sttus sama-sama bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar